Buah jeruk mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman yang berasal dari kawasan daratan India, Cina Selatan, Australia Utara dan New Caledonia ini sudah menyebar ke seluruh dunia sebagai buah perdagangan yang cukup penting. Pada umumnya buah jeruk disantap sebagai buah segar, tetapi ada beberapa jenis yang cocok sebagai minuman atau jus seperti jeruk nipis, lemon dan ada juga digunakan sebagai bumbu masak misalnya jeruk limau dan jeruk purut. Dalam dunia perdagangan internasional, buah jeruk dapat disejajarkan dengan buah anggur dan pisang. Biji jeruk selain bersifat rekalsitran juga bersifat poliembrioni. Dengan demikian, dalam persemaian atau dalam populasi bibit terdapat 2 genotipe bibit, yaitu generatif dan vegetatif. Bibit generatif merupakan bibit seksual, yaitu hasil paduan antara 2 tetua, yaitu tetua jantan dan tetua betina. Selanjutnya bibit vegetatif dalah jenis bibit yang aseksual, yaitu berasal dari perkembangan jaringan nuselar. Karena berasal dari sel somatis, maka sifat genetisnya identik dengan genetik tetua betinanya. Namun demikian, ada 2 jenis jeruk yang dilaporkan bersifat monoembrioni, yaitu jeruk kates (Citrus media) dan jeruk besar (Citrus grandis) (Ashari, 1995). Jeruk besar belakangan ini disosialisasikan oleh BPPT sebagai jeruk pamelo.
Klasifikasi tanaman jeruk hingga saat ini masih diperdebatkan. Beberapa pakar berpendapat bahwa jumlah spesies jeruk ada 9 (Klasifikasi Engler), ahli lain Swingler mengenal 16 spesies, sementara itu pakar dari Jepang (Tanaka) menyebutkan ada sebanyak 166 spesies. Kebanyakan ahli botani lebih menyukai klasifikasi Swingler, karena lebih sederhana dan mudah dipahami.
Sumber gambar: www.botany.hawaii.edu
0 comments:
Post a Comment