Genus Dimocarpus memiliki dua subspesies yang sudah dibudidayakan yaitu subspesies longan dan subspesies malesianus, masing-masing memiliki varietas. Terdapat tiga tipe longan yang sudah dibudidayakan di Thailand (Subhadrabandhu, 1990). Tipe pertama memiliki buah yang kecil dan aril yang tipis, tipe kedua adalah longan asli Thailand dengan nama lokal “lamyai”. Tipe ketiga memiliki buah besar dan biji yang kecil dengan nama lokal “lamyai kraloke”. Selain tiga varietas tersebut, masih ada varietas lainnya yaitu longepetiolulatus, obtusus dan magnifolius, tiga varietas terakhir adalah kerabat liar (Huang, 1999).
Subspesies lainnya adalah subspesies malesianus, mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi buah komersial atau bahan untuk pemuliaan menjadi buah komersial, terutama varietas malesianus dan echinatus. Hal ini disebabkan karena kedua varietas ini memiliki sifat toleran terhadap kondisi daerah katulistiwa. Subspesies malesianus merupakan subspesies asli asia tenggara dengan variasi terbesar ditemukan di Kalimantan yaitu terdapat kurang lebih 30-40 ras lokal (Leenhouts, 1971; van Welzen et al., 1988). Keragaman subspesies ini di Sarawak di Pulau Kalimantan memiliki didokumentasikan oleh Wong dan Gan (1992) dan Wong (2000). Berdasarkan karakter buah subspesies malesianus dibedakan menajdi 4 yaitu: Isau, Sau, Mata Kucing dan Kakus)
Subspesies Echinatus berbeda buahnya dengan malesianus, subspesies echinatus memiliki duri yang agak panjang, menyerupai rambutan. Subspesies ini ditemukan didaerah sabah, demikian juga kakus (van Welzen et al., 1988). Dengan banyaknya subspesies dan varietas akan banyak memberikan keuntungan, terutaman sebagai sumber genetik untuk perbaikan sifat tanaman genus Dimocarpus.
Sumber Gambar: luirig.altervista.org
0 comments:
Post a Comment