Saturday, January 23, 2016

Budidaya Tanaman Citrus sp

Pada saat ini sebagian besar tanaman jeruk ditanam dari bibit okulasi dan sambung (grafting). Apabila diperkebunkan, bibit jeruk dapat ditanam dengan jarak tanam antara 4-10 m hingga 6-10 m. Pemupukan NPK pada tanaman jeruk yang masih muda sangat penting. Selanjutnya unsur mikro yang sangat menentukan pembuahan adalah Zn, Fe, Mn, Cu, B dan Mo. Usaha tani tanaman jeruk sangat menguntungkan dibandingkan dengan jenis usaha tani komoditas buah-buahan lainnya. Tanaman ini selain cepat menghasilkan buah, pasarnya juga lancar. Kendala yang biasa dihadapi petani jeruk adalah serangan hama dan penyakit yang sangat membahayakan. Serangan hama dan penyakit kadang-kadang sangat menyulitkan sehingga tanaman jeruk terpaksa harus dimusnahkan (dieradikasi).

Serangan penyakit pada umumnya berkorelasi dengan kelembaban yang tinggi, sehingga kebun harus selalu dijaga kebersihannya. Pohon atau tanaman tahunan lainnya yang menaungi kebun harus dibersihkan, saluran irigasi harus berfungsi penuh sehingga tidak memungkinkan terjadinya genangan air di sekitar pohon. Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) dapat dengan mudah ditularkan lewat media yang sederhana, misalnya vektor penyakit CVPD dapat ditularkan melalui tamu yang berkunjung ke kebun.

Buah jeruk yang sudah matang sebaiknya dipetik dengan menggunakan gunting. Dengan gunting yang tajam tersebut, tangkai buah digunting dan buah jeruk selanjutnya diletakkan dengan hati-hati agar tidak memar. Apabila perlu keranjang buah dilandasi dengan rumput kering atau kain yang halus. Kerusakan biasanya terjadi pada daerah pangkal buah di sekitar tangkai buah. Kerusakan ini pada umumnya terjadi pada jeruk keprok, jeruk limau dan jeruk manis. Seandainya terjadi kerusakan pada kulit buah maka kerusakan tersebut dapat menurunkan kualitas buah. Selain itu, kerusakan kulit akan mengurangi daya tarik pembeli.

Kelembaban yang sangat tinggi menyebabkan perkebunan jeruk di kawasan tropis tidak pernah berhenti dari gangguan penyakit. Di daerah sub tropis, dengan perawatan yang intensif tanaman jeruk mampu menghasilkan buah sekitar 25 ton per hektar dengan masa produktif selama puluhan tahun. Di Indonesia, tanaman jeruk hanya mampu menghasilkan buah sekitar 5 ton per hektar dengan masa produktif yang singkat.

Di kawasan Asia Tenggara telah disusun program pelestarian plasma nutfah dan evaluasi untuk memperoleh kultivar tunggal. Di Universitas Malay, Kuala Lumpur, dilakukan koleksi plasma nutfah yang ditekankan pada evaluasi jenis liar. Di Indonesia dan Filipina dilakukan seleksi batang bawah dan seleksi nuselar embrioni yang kerdil, toleran terhadap busuk akar dan sebagainya.

Buah jeruk yang masak sempurna mengandung 77-92% air, apabila waktu buah tumbuh terjadi kekeringan maka air dalam buah dapat diserap kembali oleh daun. Kandungan gula yang terdapat dalam bagian yang dapat dimakan bervariasi antara 2-5%, protein kurang dari 2% dan asam sitrat 1-2%. Golongan jeruk pecel dan limau mengandung asam sitrat 6-7%. Konsumsi buah dan sari jeruk cukup baik, karena nilai kandungan vitamin C cukup tinggi, yaitu 50 mg dalam 100 ml jus. Di samping itu vitamin P (juga dinamakan citrin) dan vitamin A terdapat di dalamnya.

 Sumber gambar: www.botany.hawaii.edu

0 comments:

Post a Comment