Tumbuhan berupa terna atau setengah perdu, tinggi 50 – 150 cm, hidup dapat mencapai 2 – 3 tahunan. Bunganya muncul berpasangan atau bahkan lebih di bagian ujung ranting, posisinya tegak; mahkota bunga berwarna kuning kehijauan, berbentuk seperti bintang. Kelopak romping. Buah muncul berpasangan atau bahkan lebih pada setiap ruas, biasanya rasanya sangat pedas; kadang-kadang mempunyai bentuk bulat memanjang atau berbentuk setengah kerucut; warna buah setelah masak biasanya merah; posisi buah tegak. Biji berwarna kuning pucat (Djarwaningsih 2005).
Jenis ini kadang-kadang disebut cabai burung. Menurut Smith dan Heiser (1957) karena persebarannya yang begitu luas, maka tidak bias digambarkan pusat asalnya di Amerika Tropik. Jenis ini pertama kali dibawa pada zaman Columbia akhir ke Pasifik dan daerah-daerah tropic lainnya dan mengalami naturalisasi di beberapa tempat termasuk Afrika Tropik dan Asia Tenggara. Bentuk budidaya dengan buah besar ditemukan secara luas dari Meksiko bagian Selatan sampai Costa Rica. Saat ini ditemukan sebagai gulma atau tumbuhan liar di Florida, Meksiko, Amerika Selatan bagian Utara dan India Barat (Purseglove et al. 1979). Sedangkan di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan, mungkin karena pemanfaatannya yang luas seperti halnya C. annuum atau pun juga karena daur hidupnya yang tahunan, sehingga penduduk setiap saat dapat memperoleh hasilnya dan membudidayakannya (Djarwaningsih, 1986).
Gambar Capsicum frutescens L. kiri: habitus, tengah: bunga, kanan: buah
0 comments:
Post a Comment