Sunday, January 24, 2016

Physalis Dan Lychium

Kedua genus lainnya dari famili Solanaceae yang dianggap popular di dunia tetapi di Indonesia hanya dua yang diketahui keberadaannya itu pun tumbuh liar sebagai gulma dan tidak popular yaitu Physalis angulata (cecendet) dan Lychium sinensis (daun koki) (Lim 2013).

L. sinensis di wilayah asalnya tumbuh di sekitar semak belukar dataran rendah, lahan marjinal, pinggir jalan, dan kebun belakang rumah. Tumbuh baik di berbagai iklim mulai dari ketinggian permukaan laut sampai dengan 2000 di atas permukaan laut. Tumbuh pula di daerah tropis dataran tingginya. Toleran terhadap tanah miskin hara tapi tumbuh baik pada penyinaran penuh. Pemanfaatannya buah segar atau kering dengan cara dimakan langsung  sebagai teh herbal, selain itu diproses menjadi jus atau dimasak, dibuat minuman fermentasi (wine). Daun mudanya di makan langsung atau diolah sebagai sup, campuran masakan ayam, daging, telur.  Daun digunakan pula sebagai teh tonik, adapun bijinya yang dioven dimanfaatkan sebagai pengganti kopi (Lim 2013).

P. angulate L. merupakan tanaman asli Amerika tropis sekarang menyebar sebagai gulma pantropis. Tanaman ini ditemukan di daerah tropis, subtropics, dan temperate, tumbuh sebagai gulma di lahan-lahan ramai, padang rumput, perkebunan, pemuiman, pinggir jalan, area terbuka hutan di wilayah mulai dari permukaan laut sampai dengan ketinggian 1000 m. Toleran terhadap kondisi beku (frost), toleran parsial naungan, tumbuh subur pada tanah kaya unsur hara, lembab, drainase baik dan kaya bahan organik (Lim 2013).

Buahnya dapat dimakan langsng dan sebagai sayur. Buah berkadar air tinggi dan sumber vitamin C. Di beberapa Negara seperti Indonesia dikonsumsi sebagai salad. Akar dan bagian epigealnya dipakai sebagai teh pada pengobatan tradisional (Lim 2013).

Gambar Physalis angulata L. (atas) dan Lychium sinensis (bawah). Kiri: habitus, tengah: bunga, kanan: buah

0 comments:

Post a Comment